Komunitas FJI Reg. Medan - Wadah Saling Berbagi Ilmu


Perkembangan dunia fotografi di Kota Medan kini sudah mulai berkembang,


meski tidak sepesat di Pulau Jawa. Para fotografer amatir hingga fotografer jalanan terus bermunculan.

Namun, tidak mungkin kemampuan para fotografer di Medan bisa bersaing dengan fotografer di Jakarta maupun provinsi lain di Pulau Jawa, asal skillmereka terus diasah. Peluang inilah yang dilihat Muhammad Rizki Anwar. Dia tak ingin fotografer di kota ini berjalan tanpa arah. Karena itu, dia tergerak untuk menciptakan wadah bagi para fotografer untuk mengasah kemampuan mereka melalui komunitas bernama Fotografer Jalanan Indonesia (FJI) Medan. Dia mengaku ide untuk membentuk komunitas ini dilatarbelakangi banyaknya para pehobi dunia jeprat ini di Kota Medan.

Para fotografer yang menjadikan jalanan sebagai lokasi pemotretan ini kemudian saling bertemu. Situasi inilah yang mempertemukan dirinya dengan Syafrizal alias Ijong yang sepakat bergabung dengannya untuk membentuk FJI. “Ada kesamaan hobi antara kami, dan berjumpa di jalan sesama fotografer,” ungkap Rizki. Dari sini perlahan tapi pasti komunitas ini berhasil mengumpulkan anggota. Untung untuk mengumpulkan anggota itu tidak terlalu sulit. Ajakan dari bibir ke bibir berhasil menyatukan para fotografer.

Usaha menggandeng fotografer juga dilakukan mereka melalui jejaring sosial Facebookdan mendirikan Sekretariat Suka Moto Studio Jalan Karya No 106 A dan Jalan Amaliun Lucis Art. Kini komunitas yang dibentuk 18 November 2012 lalu, telah membentuk sebuah koloni dengan 40 anggota dan 100 simpatisan. Bahkan, komunitas ini sudah memiliki enam agensi model dan modelling school. Bahkan, mereka tergabung dalam Persatuan Agensi Model Sumut (Pamsu). Bagi Rizki, tujuan komunitas ini tak lain hanya ingin memajukan dunia fotografer di Kota Medan, dengan menjadikannya wadah untuk mengasah kemampuan para anggota.

Karena itu, huntingmenjadi agenda wajib bagi seluruh anggota yang digelar setiap bulan dengan mengambil lokasi berbeda-beda. Humas FJI Medan Romy menambahkan, di dalam komunitas ini ada suatu kewajiban berbagi ilmu antarsesama anggota. Hal ini yang menjadikan landasan kebersamaan antarfotografer. “Di sini kami saling berbagi. Bukan semua kawan-kawan yang bergabung sudah pandai menggunakan kamera, tetapi yang kami inginkan bersama-sama adalah dari hanya sekadar memegang kamera menjadi ahli dan dari fotografer amatir menjadi profesional,” tuturnya.

Dia melihat dunia fotografer di Medan akan terus berkembang. Jika terus diasah, kemampuan fotografer daerah ini tidak kalah saing dengan fotografer dari daerah lain. “Memang harus kita akui, jika kiblat entertaintment masih di Pulau Jawa yang mendominasi, tapi kalau soal bakat, sebenarnya Medan tidak kalah,” pungkasnya.



sumber koran sindo 13 april 2013








Tidak ada komentar:

Posting Komentar